Timnas Indonesia dan Thailand sampai mempraktekkan sebuah permainan yang kemudian dikenal sebagai sepak bola gajah. Kedua tim enggan menang untuk menghindari bertemu dengan Vietnam.
Ironisnya, yang keluar sebagai juara malah Singapura. Vietnam kalah dalam pertarungan namun menang perang, khususnya dengan Timnas Indonesia.
Sejak saat itu Timnas Indonesia punya musuh baru: Vietnam, ketimbang Thailand atau Malaysia, musuh baru ini jauh lebih licin.
Vietnam paham benar jika Timnas Indonesia sulit dikalahkan dengan taktik biasa. Maka Vietnam mengeluarkan jurus andalannya seperti dalam Perang Vietnam dulu: taktik psikologis.
Vietnam benar-benar mengerti mental dan watak pemain Timnas Indonesia. Taktik mengulur-ulur waktu, memancing emosi lawan, hingga mengincar pemain andalan selalu berhasil diterapkan.
Dan sesuai harapan Vietnam, Timnas Indonesia trauma.
Vietnam paham betul, untuk menyingkirkan Thailand, mereka harus menyingkirkan rival yang lain. Dan Vietnam memilih Indonesia.
Taktik psikologis ini semakin berhasil di era Park Hang-seo. Tapi inti sebenarnya adalah Vietnam takut dengan Timnas Indonesia.
Vietnam memang berhasil menyingkirkan Thailand. Tapi keberhasilan itu terasa hampa jika tidak mempermainkan psikologis Timnas Indonesia. Karena itulah yang akan selalu dibahas. Itulah yang akan selalu mendapat sorotan ketimbang kemenangan Vietnam atas Thailand atau negara lain.
Sayangnya, kini tokoh Park Hang-seo telah pergi. Suksesornya, Philippe Troussiers yang meski kenyang pengalaman, tidak begitu ahli dalam memainkan trik ini.
Vietnam berhasil disingkirkan Timnas Indonesia U-22 dalam laga semifinal SEA Games. 2023. Meski berhasil melakukan provokasi, tapi pada akhirnya Timnas Indonesia U-22 menang.
Pada 2024 nanti, kedua negara akan kembali bertemu dalam laga fase Grup D Piala Asia 2023. Bahkan belum mulai saja, media Vietnam sudah melancarkan psywar dengan pernyataan jika Timnas Indonesia pada Piala Asia 2023 nanti 100% isi skuat Timnas Indonesia adalah pemain naturalisasi.
