Analisis

Simon McMenemy: Suporter Indonesia adalah yang terbaik dan sekaligus yang terburuk

99
×

Simon McMenemy: Suporter Indonesia adalah yang terbaik dan sekaligus yang terburuk

Sebarkan artikel ini
Suporter Timnas Indonesia
instagram/pssi

Terbaik Sekaligus Terburuk: Dewasalah !

TIMNAS.CO – Ada pemandangan menarik saat laga semifinal SEA Games 2023 antara U-22 kontra Vietnam U-22 yang berlangsung di Stadion Olympic, Phnom Penh.

Tampak mantan pelatih Vietnam, Park Hang-seo terlihat meninggalkan stadion lebih dulu sebelum peluit panjang dibunyikan.

Tapi bukan hanya itu saja. Ada pemandangan yang lebih menarik khususnya bagi suporter Timnas Indonesia.

Kedatangan pelatih kepala Timnas Indonesia, Shin Tae-yong untuk menyaksikan secara langsung Timnas Indonesia U-22 sambil juga memberikan saran bagi Indra Sjafri seakan menepis segala dugaan yang beredar selama ini.

Hubungan antara Shin Tae-yong dikabarkan retak. Apalagi ditambah beberapa spekulasi yang justru diteriakkan oleh beberapa pelatih Indonesia itu sendiri. Dan kabar tersebut masih menjadi bahan ghibah yang tiada habisnya dibahas terutama di dunia maya.

Selain Shin Tae-yong, mantan pelatih Timnas Indonesia asal Skotlandia yakni juga turut hadir memberikan dukungan.

Bahkan pelatih yang pernah membawa Filipina ke babak semifinal Piala AFF 2010 ini juga turut membantu Timnas Indonesia U-22 untuk mendapatkan fasilitas yang terbaik selama di Kamboja. Simon McMenemy sendiri sekarang menjadi pelatih untuk klub Kamboja, Visakha FC.

Baik Shin Tae-yong, Indra Sjafri, dan Simon McMenemy, bahkan Park Hang-seo semuanya adalah korban keganasan ketikan jahat netizen Indonesia yang mengatasnamakan dirinya sebagai “Suporter Timnas Indonesia”.

Simon McMenemy berujar jika suporter di Indonesia terutama Tim Nasional, selalu punya gairah yang meluap-luap dalam mendukung tim kesayangannya. Hal yang sulit ditemukan di negara lain.

Sayangnya, menurut Simon McMenemy suporter Indonesia lebih senang berlindung di balik keyboard komputer atau smartphone saat mencela kekalahan.

Parahnya, yang dicela bukan hanya pemain sendiri. Pelatih sendiri, pemain lawan, pelatih lawan, suporter lawan, hingga wasit, selalu menjadi sasaran cyber bullying jika Timnas Indonesia kalah.