Ramadhan Sananta yang diharapkan bisa menjadi salah satu opsi untuk lini depan Timnas Indonesia juga absen mencetak gol pada pekan keempat ini.
Jika keadaan terus berlanjut seperti ini, maka tanda bahaya bagi Timnas Indonesia harus segera dibunyikan.
Sebagian besar menyalahkan kuota pemain asing yang pada musim ini terlalu banyak.
Tapi ada juga yang berpendapat bahwa sebenarnya banyak klub yang lebih memilih memakai jasa penyerang asing karena kenyataannya penyerang lokal kualitasnya berada jauh dibawah penyerang asing.
Tidak mendapatkan jatah di klub karena kuota pemain asing yang banyak serta kurangnya daya juang untuk membuktikan diri memang menjadi penyebab utama.
Apalagi jika mau menengok lagi ke belakang, Timnas Indonesia memang benar-benar kekurangan penyerang tengah murni.
Boaz Salossa aslinya adalah pemain sayap. Budi Sudarsono juga lebih gemar menusuk dari sisi lapangan.
Praktis yang benar-benar murni penyerang tengah dalam beberapa dekade ini hanyalah Kurniawan Dwi Julianto, Ilham Jaya Kesuma, Bambang Pamungkas, Cristian Gonzales, Sergio van Dijk, Ilija Spasojevic, serta Beto.
Thomas Doll sebenarnya sudah mencoba memasang Witan sebagai penyerang tengah. Tindakan ini dilakukan sebenarnya karena Persija memang tengah krisis penyerang.
Nyatanya tidak berhasil. Padahal jika berhasil, ini bisa memberikan opsi lini serang bagi Timnas Indonesia.
Solusi jangka pendek namun bisa berdampak panjang, khususnya bagi pemain itu sendiri.
Saat ini penyerang lokal lebih banyak duduk di bangku cadangan tanpa mendapatkan menit bermain yang berarti.