Pada SEA Games 2021, giliran Timnas Futsal Putri Indonesia yang absen. Alasannya, mereka tidak didaftarkan oleh Kemenpora.
Apapun alasannya, tampak jelas jika sepak bola wanita hanyalah warga kelas tiga di kasta sepak bola tanah air. Masih belum terlihat niat dari para pemangku kebijakan untuk menaikan pamor olahraga ini.
Padahal sepak bola wanita tengah menggeliat dan mampu menarik minat banyak suporter. Meski sudah dibilang telat, Indonesia masih punya potensi untuk mengembangkan sepak bola wanita. Terutama dari sekolah dan kampus seperti yang dilakukan di Amerika Serikat atau Jepang.
Musuh utama sepak bola wanita di Indonesia bukan hanya ketidakpedulian yang berwenang, tetapi juga masalah seksisme.
Pada Liga 1 Putri 2019 kemarin saja, banyak bertebaran spanduk-spanduk dengan kalimat pelecehan atau komentar-komentar pelecehan di media sosial.
Kini, kabarnya PSSI telah menyepakati perjanjian kerjasama dengan Asosiasi Sepak Bola Jepang (JFA) terkait pengembangan sepak bola wanita.
Timnas Putri Jepang sendiri merupakan tim kuat dunia. Satu gelar Piala Dunia 2011 sudah berhasil diraih oleh Nadeshiko Japan, julukan bagi Timnas Putri Jepang.
Semoga ada pergerakan dan kejelasan. Minimal diadakannya kembali kompetisi sepak bola wanita di tanah air.