“Mimpinya main di Piala Dunia, kita (timnas Indonesia) lolos ke (Piala) Asia aja enggak”
Itulah jawaban yang dilontarkan om Edy Mulyadi beberapa bulan silam saat menanggapi apakah anaknya ada kemungkinan main di timnas Indonesia.
Om Edy Mulyadi yang dimaksud di sini tentu saja bukan Edy Mulyadi “Si Ibu Kota Negara tempat jin buang anak” ya, tapi Edy Mulyadi ayah dari Emilio Audero Mulyadi, kiper Sampdoria yang merupakan anak blasteran Indonesia-Italia. Ibu Emilio adalah perempuan asli Italia.
Berbicara soal mimpi main di Piala Dunia, dunia sepak bola Italia sendiri belum lama mengalami bencana. Negara yang sudah empat kali juara dunia itu gagal lolos ke Piala Dunia 2022 yang akan dihelat di Qatar pada Desember mendatang. Mimpi buruk itu datang setelah Italia kalah 0-1 dari Makedonia Utara dalam laga play-off Zona Eropa yang dihelat pada 25 Maret lalu.
Catatan buruk langsung tertulis dalam lembar sejarah persepak bolaan Italia. Untuk kedua kalinya secara beruntun, Italia harus absen dalam turnamen sepak bola paling bergengsi di kolong langit.
Dengan dua kali kegagalan tersebut, kira-kira apa mimpi Emilio untuk bisa main di Piala Dunia masih bisa diwujudkan ya?
Emilio lahir di Mataram, Lombok, Nusa Tenggara Barat pada 18 Januari 1997. Dengan status blasteran pada dirinya, Emilio punya hak untuk bisa memilih mau membela timnas Italia atau timnas Indonesia.
Dalam situasi normal, tentunya bego aja jika Emilio lebih milih timnas Indonesia. Namun, Emilio tidak dalam kondisi bisa dengan bebas memilih ingin main untuk timnas Italia.
Meski sudah berkarier di Italia sejak kecil dan rutin membela timnas junior Gli Azzurri di berbagai kelompok umur sejak usia remaja, Emilio belum pernah sama sekali tembus masuk tim senior.
Persaingan untuk masuk skuad Gli Azzurri sih memang sangat ketat. Beberapa tahun lalu, Emilio tentunya sulit menyaingi kiper legendaris Gianluigi Buffon. Selama satu dekade lebih Buffon selalu jadi pilihan utama di timnas Italia.
Jangankan bersaing dengan Buffon, untuk masuk jadi kiper cadangannya pun sulit karena masih ada banyak kiper-kiper lain, misalnya Salvatore Sirigu ataupun Federico Marchetti.