Ilham Jaya Kesuma, Striker Langka Duplikat Pippo Inzaghi

Indonesia sempat memiliki sejumlah striker lokal yang menjadi legenda. Di awal tahun 1990, striker timnas diisi oleh Widodo Cahyono Putro, Perry Sandria, dan Rochi Putiray. Di awal tahun 2000-an, muncul regenerasi dalam diri Kurniawan Dwi Yulianto, Bambang Pamungkas, hingga Budi Sudarsono. Dari sejumlah nama striker tersebut, terselip satu nama bomber asal Persita Tangerang yang pernah menjadi top skor Piala Tiger 2004 (kini Piala AFF), yakni Ilham Jaya Kesuma. Meski mengawali karir dari Persita Tangerang, sejatinya Ilham Jaya Kesuma berasal dari Palembang, Sumatera Selatan. Nama Ilham Jaya Kesuma memang tidak setenar Kurniawan Dwi Yulianto atau Bambang Pamungkas sebagai striker timnas. Namun, untuk urusan mencetak gol, Ilham adalah jagonya. Jika melihat sejumlah pertandingan yang ia lakoni, Ilham memang bukanlah seorang striker dengan skill olah bola yang di atas rata-rata. Ia merupakan seorang predator kotak penalti yang membuat kiper lawan mati kutu. Hal ini terbukti, ia merupakan peraih gelar top skor Liga Indonesia di musim 2002 dan 2004. Hal inilah yang membuatnya dipanggil masuk timnas Indonesia oleh Peter Withe. Namun, dalam sebuah acara podcast, Ilham tetap merendah. Ia mengaku, hal itu juga didukung oleh sejumlah pemain timnas Indonesia lainnya. Bahkan, ia tak segan memuji penampilan Boaz Solossa dan Elie Aiboy, yang mampu menyokongnya dalam urusan mencetak gol. “Saya sebenarnya cuma penempatan posisi aja, itu kebanyakan terjadi karena akselerasi Boaz dan Aiboy. Saya jadi eksekutor aja sebenarnya,” ujar Ilham. Duplikasi Pippo Inzaghi Dengan gaya bermain yang mengandalkan penempatan posisi, Ilham Jaya Kesuma mengingatkan pecinta sepak bola pada striker legendaris AC Milan dan timnas Italia, Filippo ‘Pippo’ Inzaghi. Inzaghi bukanlah seorang striker yang bisa menggocek bola, mampu berduel udara, atau memiliki tendangan kencang. Kelebihan Pippo adalah mampu menempatkan posisinya untuk mencetak gol. Maka dari itu, dalam setiap cuplikan pertandingan yang dimainkan Inzaghi, ia tidak pernah mencari bola, tapi justru bola yang menghampirinya. Saking menakutkannya kemampuan Inzaghi itu, pelatih sekaliber Jose Mourinho saat melatih Real Madrid pernah berkata “Milan boleh memainkan 10 striker sekaligus, asal tidak ada Inzaghi karena ia sangat merepotkan” Sayangnya, revolusi sepak bola modern menuntut seorang striker tak lagi hanya sekadar ngendon di kotak penalti, namun juga terlibat dalam permainan. Hal inilah yang membuat tipe striker macam Ilham Jaya Kesuma dan Pippo Inzaghi kini semakin punah.