Analisis

Boubakary Diarra: Jawaban Lini Tengah PSIS Semarang 

341
Boubakary Diarra PSIS Semarang 
instagram/Boubakary Diarra

Dua kemenangan dan sekali hasil minor alias kalah merupakan hasil yang boleh dibilang sedikit di luar prediksi bagi pada musim ini.

Hingga pekan ketiga, klub yang bermarkas di Stadion Jatidiri ini sudah berhasil mengumpulkan 6 poin dan kini duduk nyaman di peringkat ke-3 klasemen sementara.

Padahal banyak yang memprediksi jika PSIS adalah salah satu calon kuat klub yang akan masuk zona merah alias terdegradasi ke Liga 2 pada musim depan.

Prediksi ini berkaca pada performa Mahesa Jenar pada musim lalu yang hanya mampu finish di peringkat ke-13 dengan 41 poin.

Selain itu kemampuan pelatih asal Malta, Gilbert Agius juga diragukan. Sejak menjadi pelatih kepala PSIS pada putaran kedua, pelatih yang masuk jajaran elit FIFA Century Club tersebut hanya mampu mempersembahkan dua kemenangan dari 10 laga. Bahkan 7 laga beruntun tidak pernah menang.

Hasil minor saat pramusim juga membuat nama Gilbert Agius masuk bursa pelatih yang akan duluan terdepak.

Nyatanya, PSIS berhasil menang 3-1 atas Bhayangkara Presisi Indonesia FC di laga pembuka dan berhasil kalahkan klub unggulan juara, Persebaya Surabaya dengan skor 2-0 di pekan ketiga. Hanya dalam lawatan ke markas Persita Tangerang saja mereka tumbang 0-2.

Pembelian pemain oleh manajemen klub pada bursa transfer juga dianggap mengada-ada. Bukannya memperkuat lini tengah dan pertahanan, PSIS malah merekrut pemain depan asal Timor Leste, Gali Freitas. 

Padahal lini depan PSIS sudah menumpuk dengan adanya pemain asing seperti  Carlos Fortes, Vitinho, serta Taisei Marukawa. 

Tapi rupanya manajemen PSIS mendengar sindiran publik serta kekhawatiran suporternya.

PSIS lantas membajak bek Persikabo asal Brasil, Lucao. Pemain berusia 30 tahun lantas langsung nyetel bersama Wahyu Prasetyo di lini belakang PSIS dan tampil solid sepanjang 3 laga awal.

Namun, jika ada yang dibilang pembelian sukses PSIS pada musim ini maka jawabannya adalah .

Gelandang bertahan asal Mali berpaspor Prancis ini adalah sebuah jawaban yang selama ini dicari oleh PSIS selama beberapa musim: penyeimbang di lini tengah.

Exit mobile version