Gaya bermain pemain yang berusia 29 tahun ini seperti kebanyakan pemain Prancis berdarah Mali pada umumnya: agresif, pekerja keras, mampu melakukan transisi dari menyerang ke bertahan dengan baik, serta punya stamina yang prima.
Statistik pemain yang pada musim 2022-2023 bermain untuk klub Malta, Mosta FC ini cukup mengesankan.
Dilansir dari situs resmi ligaindonesiabaru.com milik PT LIB, dalam 3 laga bersama PSIS, Boubakary Diarra bermain penuh selama 90 menit.
Selain itu Boubakary Diarra berhasil catatkan 85% passes accuracy dengan 81 operan sukses, 5 intersep, 11 tekel, 6 ball recovery, 1 penyelamatan, 1 kreasi peluang, 2 crossing sukses, 4 pelanggaran, 0 kartu kuning, dan 1 gol yang tercipta saat debut di Liga 1.
Salah satu yang bisa dicermati adalah soal pelanggaran. Seorang gelandang bertahan sudah pasti harus melakukan pelanggaran atau pekerjaan kotor demi memutus momentum serangan lawan.
Namun dalam 3 laga, Boubakary Diarra sama sekali belum menerima kartu kuning. Berarti beberapa tekelnya boleh dibilang cukup bersih.
Pada pekan keempat nanti, PSIS akan bertandang ke Stadion Maguwoharjo kandang PSS Sleman.
PSIS sendiri sudah tumbang sekali di kandang lawan. Mampukah Boubakary Diarra menjaga keseimbangan di lini tengah PSIS sembari menjaga momentum agar klubnya bisa bertahan di papan atas?
Tunggu aksinya pada Jumat pekan ini.