Analisis

Analisis Pertandingan Timnas Indonesia vs Palestina: Koordinasi Makin Sempurna dan Dimas Drajad Buang 2 Peluang Emas 

1574
×

Analisis Pertandingan Timnas Indonesia vs Palestina: Koordinasi Makin Sempurna dan Dimas Drajad Buang 2 Peluang Emas 

Sebarkan artikel ini
Analisis Pertandingan Timnas Indonesia vs Palestina
twitter/pssi

Marselino Ferdinan juga beberapa kali menunjukkan magisnya. Passing panjangnya untuk nyaris berbuah gol. 

Yang pasti, pada babak pertama mampu membuat Palestina yang berada di peringkat 93 dunia menerapkan taktik parkir bus dan menunggu pemain Timnas Indonesia melakukan kesalahan.

Untungnya, Timnas Indonesia benar-benar tampil sangat disiplin namun tetap fluid dalam transisi bertahan dan menyerang.

Pada awal babak kedua, Shin Tae-yong menarik keluar Rafael Struick dan menggantikannya dengan Dendy Sulistyawan. 

Timnas Indonesia agak lengah pada awal babak kedua. Palestina berhasil menciptakan peluang. Beruntung Syahrul Trisna bermain dengan sangat tenang. Kemelut di depan gawangnya berhasil diamankan oleh penjaga gawang asal Persikabo tersebut. 

Lepas dari tekanan awal, Timnas Indonesia kembali mendominasi babak kedua. Sayangnya, beberapa peluang lewat Dendy, Dimas Drajad, maupun Yakob Sayuri gagal berbuah menjadi gol.

Shin Tae-yong coba memasukkan Witan Sulaeman, Saddil Ramdani, dan Ivar Jenner untuk menggantikan Marselino, Kambuaya, dan Dimas Drajad, serta mengganti Arhan dengan Edo Febriansah.

Sayangnya, laga harus berakhir tanpa gol. 

Secara statistik pertandingan, Timnas Indonesia bermain sangat dinamis. Kombinasi antara Asnawi dan Marselino cukup merepotkan barisan pertahanan Palestina pada  babak pertama.

Rafael Struick bermain sangat baik di lini depan. Tampaknya Shin Tae-yong berhasil mendapatkan penyerang yang sesuai dengan keinginannya. Sayangnya hanya kurang pada penyelesaian akhir saja.

Seperti Dimas Drajad yang beberapa kali berhasil merangsek masuk ke pertahanan Palestina. Sayangnya naluri penyerang Persikabo ini kurang tajam. Mungkin faktor cedera lama yang dialami pada musim ini menjadi pemicu.

Pergantian pemain pada pertengahan babak kedua dinilai kurang efektif. Ditariknya Marselino dan Kambuaya malah membuat 25 menit terakhir babak kedua berjalan sangat berat bagi Timnas Indonesia.  

Tidak ada penguasaan bola yang berarti saat dua pemain ini ditarik keluar.