Timnas.co – Shin Tae-yong berhasil meredam dominasi Thailand, berikut analisis laga Indonesia vs Thailand. Di luar skor akhir, pelatih tim nasional (Timnas) Indonesia itu membuat anak asuh Alexandre Polkin kesulitan dapat peluang.
Sebagai tuan rumah, Indonesia diuntungkan dengan dukungan suporter. Jumlah penonton di pertandingan Indonesia vs Thailand di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK) mencapai 49.985 Orang.
Skor memang berakhir imbang 1-1, namun Thailand cuma punya satu peluang yang akhirnya menjadi gol. Gol itu pun berasal dari blunder pemain Timnas Indonesia, bukan melalui set up para pemain Thailand.
Lantas, apa yang sebenarnya Shin Tae-yong terapkan? Berikut analisis taktik Shin Tae-yong Indonesia vs Thailand.
Yang pertama, pemilihan pemain yang jadi starter.
Pemilihan Starter
Dalam tiga laga di grup A Piala AFF 2022, praktis Shin Tae-yong tidak pernah menggunakan starting eleven (sebelas pertama) yang sama.
Menariknya, di laga ini, pelatih asal Korea Selatan tersebut menurunkan Dendy Sulistyawan sebagai penyerang utama, ketimbang Illija Spasosevic.
Keputusan ini bukan tanpa sebab, mobilitas Dendy memang ia butuhkan untuk merusak set up permainan Thailand sejak dini.
Perhatikan di menit-menit awal pertandingan, Dendy berhasil memutus serangan Thailand di lini pertahanan mereka sendiri. Bahkan, usahanya itu membuahkan peluang pertama bagi Indonesia.
Di banyak kesempatan, Dendy mengacaukan serangan yang Thailand bangun. Dia juga sering turun membantu tim dalam bertahan. Hal yang mungkin tidak akan berjalan dengan karakter penyerang seperti Spasosevic—yang terkesan pasif.
Keputusan menarik STY berikutnya adalah memasangkan Rachmat Irianto dan Marc Klok. Duo ini berhasil meredam lini tengah Thailand yang kita tahu selalu dominan.
Keberadaan Rachmat Irianto sebagai gelandang bertahan membuat Marc Klok punya kebebasan untuk berkreasi di lini tengah.
Analisis Bagaimana Shin Tae-yong Redam Dominasi Thailand
Sedari awal Shin Tae-yong tahu bagaimana Thailand selalu unggul dalam penguasaan bola. Dari statistik pertandingan, Thailand 60% menguasai bola.
