Timnas.co – Laga Spanyol vs Maroko di babak 16 besar Piala Dunia 2022, Qatar, akan tersaji malam ini (10/12) pukul 22.00 WIB. Menariknya, siapapun yang menang pada pertandingan nanti, dianggap sama saja bagi warga Kota Ceuta, Spanyol.
Spanyol dan Maroko adalah negara tetangga namun berbeda benua. Spanyol tergabung di Benua Eropa, sementara Maroko ada di Benua Afrika.
Di tengah kedua negara ini ada sebuah kota kecil yang namanya Kota Ceuta. Berada di pinggiran Selat Gibraltar, atau sebelah utara pantai Afrika, sejak 1580 kota ini sudah masuk dalam daerah otonomi negeri Matador, Spanyol.
Bahasa Spanyol dan Bahasa Arab Maroko pun menjadi bahasa yang sering digunakan oleh masyarakat setempat.
Di kota yang dihuni oleh 80 ribu-an penduduk ini didiami oleh orang-orang Spanyol dan juga Maroko. Penganut agama di sini adalah Muslim dan Kristen, mereka hidup berdampingan dengan sangat harmonis.
Sulaika Hosain, penduduk setempat, kepada Associated Press, dilansir dari The Guardian, mengatakan bahwa ia merupakan warga negara Spanyol, akan tetapi kakeknya adalah orang Maroko.
Sehingga pada laga Spanyol vs Maroko sebentar nanti, Hosain agak bingung menentukan tim mana yang akan ia dukung.
“Saya ini orang Spanyol tentunya keinginan saya Spanyol yang menang. Tetapi di sisi lain saya juga mendukung Maroko. Ketika melihat Maroko bertanding, seperti ada sesuatu yang membuat hati saya tergerak untuk mendukung mereka,” tuturnya.
Bagi penduduk Kota Ceuta seperti Hosain ini, laga malam ini bagaikan laga antar dua saudara berbeda benua. Siapapun yang menang tak ada masalah, apapun hasilnya di mata mereka sama saja.
Sementara itu, Mohamed Laarbi, seorang pengelola bar di Ceuta memiliki pandangan lain. Meski baginya Spanyol dan Maroko sama saja, namun dirinya tak menampik jika Spanyol memiliki kualitas tim yang lebih baik dari Maroko.
“Sejauh ini Maroko juga bermain bagus. Tetapi lawan mereka kali ini Spanyol, mereka akan kesulitan,” tandasnya.
Sebagai negara tetangga, laga Spanyol vs Maroko menjadi ajang bagi kedua negara untuk lebih menghormati satu sama lain. Seperti halnya yang diutarakan Mohamed Et Touzani, penduduk Ceuta yang berprofesi sebagai penata rambut.
