Timnas.co – Witan Sulaeman kembali menambah pundi-pundi gol lagi bersama AS Trencin. Pemain kebanggaan Timnas Indonesia itu berhasil mencetak 1 gol saat AS Trencin menggasak Spartak Myjava pada lanjutan Piala Slovakia, Rabu (9/11).
Gol ini sekaligus menjadi statistik yang fantastis bagi Witan Sulaeman. Meskipun sebagai pemain cadangan, dia berhasil mencetak 2 gol dalam 2 pertandingan berturut-turut.
Witan Sulaeman masuk sebagai pengganti. Tak butuh waktu lama, dia langsung mencetak gol pada menit ke-79 di babak kedua. Skor akhir 5-0, dan Witan Sulaeman mampu membawa AS Trencin menang besar.
Sebelumnya,dalam lanjutan Liga Slovakia, Sabtu (5/11/2022) malam WIB, Witan Sulaeman berhasil mencetak gol perdananya untuk AS Trencin. Gol tersebut ia torehkan saat AS Trencin bertandang ke markas MFK Tatran Liptovsky Mikulas.
Pada laga yang dimainkan di Stadion NTC Propad itu, Witan Sulaeman masuk sebagai pemain pengganti. Pemain Timnas Indonesia ini masuk pada menit ke-62 menggantikan Matus Kmet.
Cuma butuh waktu 20 menit, Witan Sulaeman akhirnya bisa menjebol gawang lawan. Berawal dari skema umpan satu-dua Samuel Kozlocsky dan Dominik Holly, bola kemudian diarahkan masuk ke sisi kanan kotak penalti lawan.
Samuel Kozlocsky yang lepas dari penjagaan lantas mengirimkan umpan menusuk ke depan gawang. Witan Sulaeman pun langsung menyambarnya menggunakan kaki kanan. Gol! Sontekan pemain berusia 21 tahun itu menyelamatkan AS Trencin dari kekalahan.
Di level Timnas Indonesia, Witan Sulaeman menjelma jadi pemain paling berbahaya di Era Shin Tae-yong. Kesuksesan Witan Sulaeman bersama Timnas Indonesia ini tidak terlepas dari tangan dingin Shin Tae-yong sejak ditunjuk menjadi Pelatih Timnas Indonesia pada Januari 2020 silam.
Sejak dipromosikan oleh Shin Tae-yong di Skuad Senior, pemain asal Palu tersebut tidak pernah absen dan selalu menjadi andalan Timnas untuk mengobrak abrik pertahan lawan.
Kala itu Timnas Indonesia sedang melakukan uji coba melawan Oman, Saat itu Shin Tae-yong pertama kali mencoba racikannya di tim senior dengan memotong satu generasi dan mulai mencoba mengandalkan pemain muda.
