Timnas Indonesia

Total Football ala STY, Rahasia Timnas U23 Dominasi Taiwan dan Turkmenistan

421
×

Total Football ala STY, Rahasia Timnas U23 Dominasi Taiwan dan Turkmenistan

Sebarkan artikel ini
Shin Tae-yong saat memberi instruksi ke pemain-pemainnya (Instagram @shintaeyong7777)

Salah satu hal yang mencolok dari Timnas U23 di kemarin adalah catatan para pencetak gol, yang berasal dari berbagai posisi.

Tidak hanya pemain depan saja, bahkan pemain bertahan macam Rio Fahmi, Elkan Baggott, hingga Pratama Arhan juga ikut mencatatkan namanya di papan skor.

Menanggapi hal itu, menurut , pada dasarnya seperti itulah filosofi sepak bolanya. Pemain dari lini mana pun, selain penjaga gawang, bisa mencetak gol jika ada kesempatan.

“Memang filosofi sepak bola yang saya miliki bukan striker yang harus cetak gol,” ungkap eks pelatih Korea Selatan tersebut dilansir dari Bolanas.

“Jadi selain kiper, siapa pun bisa mencetak gol,” tambah Shin.

Bagi Shin, apa yang terjadi di lapangan pada dua laga kemarin memang sudah direncanakan.

Jadi, bukan kebetulan semata Pratama Arhan, Rio Fahmi atau Elkan Baggott tiba-tiba muncul di muka gawang lawan dan mencetak gol.

“Saya selalu tegaskan saat latihan, pemain harus bisa fokus, jadi siapa pun bisa cetak gol. Hari ini sama, masih melakukan permainan seperti itu,” jelas juru taktik tersebut usai laga lawan Turkmenistan.

“Kemarin juga saat melawan Taiwan. Jadi, bermain tanpa posisi, bisa mencetak gol banyak. Dan akhirnya berbagai posisi bisa cetak gol,” tambahnya.

Saat menjamu Taiwan, sembilan gol yang dilesakkan dicetak oleh delapan orang yang berbeda. Hanya Marselino Ferdinan yang mencetak dua gol (3' dan 58').

Selain pemain itu, ada Ramadhan Sananta (7'), Rafael Struick (19'), Witan Sulaeman (30'), Rio Fahmi (40'), Elkan Baggott (56'), Hokky Caraka (79'), dan Pratama Arhan (85') yang bergantian membobol gawang Taiwan.

Menjamu Turkmenistan di laga penentuan pun, bukan striker yang mencetak gol. Tapi justru gelandang jangkar macam Ivar Jenner dan Pratama Arhan yang seorang bek sayap.

Di dua laga Kualifikasi Piala Asia U23 kemarin, filosofi sepak bola yang dipakai Shin adalah .

Taktik ini diperkenalkan Rinus Michels di dekade 70-an. Johan Cruijff lalu sedikit menggubahnya saat ia melatih Barcelona.