Analisis

Tak Ada Arhan, Robi Darwis pun Jadi

3880
×

Tak Ada Arhan, Robi Darwis pun Jadi

Sebarkan artikel ini
Pemain Indonesia, Robi Darwis.

Tak ada rotan, akar pun jadi. Pepatah itu mungkin cocok disematkan kepada pemain , Robi Darwis yang menggantikan peran di laga perdana Piala AFF U-23.

Pratama Arhan terkenal dengan jurus mautnya yang mampu melakukan lemparan ke dalam dengan jarak jauh. Bahkan, tak jarang lemparan tersebut menjadi assist bagi gol timnas Indonesia.

Dalam laga semifinal SEA Games 2023 lalu melawan Vietnam, lemparan maut Arhan mampu menjadi assist bagi Komang Teguh untuk menciptakan gol pertama.

Lalu, dengan skema serupa, lemparan Arhan juga menjadi awal mula gol kedua Indonesia.

Bedanya, lemparan Arhan mampu ditepis kiper Vietnam, namun bola jatuh di kaki Marselino yang menembak dari luar kotak penalti. Bola tembakan Marselino membentur Ferrari yang kemudian mengecoh kiper Vietnam.

Dalam laga FIFA Match Day melawan Argentina, kiper sekelas Emiliano Martinez pun cukup ketar-ketir menghadapi lemparan maut Arhan.

Pada ajang Piala AFF U-23 kali ini, tidak ada satupun pemain abroad yang dipanggil ke dalam timnas Indonesia, termasuk Arhan.

Posisi Arhan di bek kiri digantikan oleh Frengky Missa. Namun, untuk urusan lemparan maut, Indonesia tidak hanya memiliki Arhan.

Dia adalah Robi Darwis, pemain asal yang berposisi sebagai gelandang bertahan, namun ia juga cukup versatile di sejumlah posisi bertahan lainnya.

Dalam laga melawan Malaysia di pertandingan perdana, Robi Darwis ditempatkan sebagai bek tengah bersama Muhammad Ferrari.

Duet Ferrari dan Robi cukup tangguh di lini pertahanan untuk meredam serangan dari Malaysia. Tercatat, hanya ada dua peluang berbahaya mengancam gawang Indonesia yang dikawal Ernando Ari.

Momen Robi melakukan jurus maut ala Pratama Arhan tersaji di penghujung babak pertama. Mendapatkan lemparan ke dalam, Robi mengambil bola dan mengelapnya dengan handuk.

Kemudian, ia langsung melontarkan bola tepat di depan gawang yang membuat kiper Malaysia Muhammad Rahadiazli terkejut. Sayangnya, bola tidak mampu disambut dua striker Indonesia, Ramadhan Sananta dan Irfan Jauhari.