Jika sedang berkendara di jalan, entah itu membawa mobil ataupun motor, sebaiknya hindari berkendara dekat-dekat dengan emak-emak yang mengendarai motor karena nyawa bisa menjadi taruhan.
Dan rasanya tidak perlu dijelaskan lagi karena sudah banyak yang mengerti walaupun terdengar sangat seksis.
Begitu juga jika sedang berselancar di dunia maya, khusus media sosial. Banyak komen-komen ajaib yang datang dari netizen Indonesia.
Sudah bukan menjadi rahasia lagi jika netizen Indonesia menjadi golongan yang sangat tidak terdidik jika berkomentar di media sosial.
Coba saja lihat komentar netizen Indonesia di akun Instagram milik idola film D*wa*sa Jepang. Banyak yang tidak senonoh berasal dari netizen Indonesia.
Padahal yakin 10000% netizen Indonesia yang berkomentar tersebut menonton film si idola film d*wa*sa itu saja sebatas lewat jalur ilegal.
Dan pesepakbola pun tidak terkecuali selalu menjadi sasaran komentar yang tidak pantas. Kali ini, lagi-lagi dialami oleh Saddil Ramdani.
Tempat lokasi kejadian ada di media TikTok. Potongan video Saddil yang sedang menyanyikan lagu kebanggaan Malaysia dengan sangat khidmat sebelum laga antara Sabah FC versus Sri Pahang pada Sabtu, 15 Juli lalu.
Netizen menganggap jika Saddil tidak nasionalis dengan menyanyikan lagu kebangsaan negara lain.
Apalagi negara tersebut merupakan musuh dalam segala aspek bagi mereka yang isi otaknya kosong seperti Plaza Semanggi belakangan ini.
Parahnya, kabar tersebut lantas digoreng dengan sangat antusias oleh berbagai media tanah air dengan tajuk yang bombastis: Saddil siap dinaturalisasi.
Tentunya Saddil sendiri berang dan langsung melakukan pembelaan. Baginya, itu hanyalah cara dia untuk menghormati tanah yang kini sedang di pijaknya.
Lagipula memang dalam tiap laga Liga Super Malaysia, kerap para pemain terlebih dulu menyanyikan lagu kebangsaan Malaysia, Negaraku.
Hal serupa juga sebenarnya pernah terjadi saat awal-awal Liga Prima Indonesia atau saat Liga Super Indonesia yang sebelum kick-off, semua pemain berjejer menyanyikan lagu Bagimu Negeri.
