TIMNAS.CO – Pada awalnya, Olimpiade adalah ajang perayaan pemujaan bagi para dewa yang bertahta di Gunung Olympus. Pesertanya adalah laki-laki. Hanya wanita yang belum menikah yang boleh ikut. Itupun terbatas.
Tapi bagi wanita yang sudah menikah, dilarang untuk ikut berpartisipasi. Bahkan sekedar datang ke arena pertandingan. Akibatnya bisa fatal jika ketahuan. Hukuman mati dengan cara dilemparkan dari tebing siap menanti.
Sudah sejak dulu wanita mendapatkan perlakuan diskriminatif dalam bidang apapun. Termasuk olahraga.
Bagi mereka yang berpikiran sempit, tugas wanita hanyalah melahirkan. Tapi melahirkan bukanlah tugas, melainkan kodrat alami.
Banyak atlet wanita yang mencurahkan isi hatinya saat mereka berniat untuk mendedikasikan diri terhadap olahraga yang mereka cintai. Bukannya dukungan, malah ejekan dan pesimisme yang mereka dapat.
Seperti kisah para atlet wanita angkat besi. Mereka diejek nanti tubuh mereka akan kekar seperti pria dan susah dapat jodoh.
Salahkah para atlet wanita angkat besi ini menekuni apa yang mereka gemari? Lagipula yang namanya jodoh, sudah ada yang mengatur.
Tidak jauh dengan atlet wanita angkat besi, para pesepakbola wanita juga kerap mendapatkan ejekan. Memangnya bisa cewek main bola? Offside saja tidak mengerti, gimana mau main bola? Dan lain sebagainya.
Ironisnya, dulu Presiden FIFA Sepp Blatter pernah mengusulkan agar kompetisi sepakbola wanita diwajibkan untuk memakai pakaian yang ketat agar nilai komersialnya bisa naik lagi.
Puji syukur, orang macam itu sudah tidak boleh lagi terlibat dalam sepakbola setelah kasus korupsi yang menjeratnya. Setidaknya sampai 2027.
Di Indonesia sendiri, nasib para pesepakbola wanita seperti terkatung-katung. Mereka menunggu kepastian soal janji-janji PSSI untuk kembali menggelar kompetisi sepakbola wanita.
Pada ajang SEA Games 2023 kemarin, Timnas Putri Indonesia mengundurkan diri dengan alasan yang tidak jelas.
Sebelumnya, Timnas Putri Indonesia U-17 juga sudah mengundurkan diri dari Kualifikasi Piala Asia U-17. Alasannya pun masih tidak jelas.
