Sepakan

Zulkarnaen Lubis: Maradona Asia Yang Pernah Berhadapan Dengan Maradona Asli

163
×

Zulkarnaen Lubis: Maradona Asia Yang Pernah Berhadapan Dengan Maradona Asli

Sebarkan artikel ini
Zulkarnaen Lubis vs Maradona
FOTO ISTIMEWA

TIMNAS.CO – Sebuah dosa besar jika menafikan nama Pele dan Maradona sebagai standar shahih pesepakbola hebat. Saking hebatnya mereka, banyak bermunculan pesepakbola yang kemudian dibandingkan dengan keduanya.

Namun, rasanya nama Pele lebih melekat pada pemain-pemain Brasil. Meski Maradona sendiri juga lebih melekat pada pemain dari Argentina.

Namun, Maradona jauh lebih global dan merupakan simbol perlawanan terhadap Pele yang dianggap sebagai kaki tangan FIFA. Tengok saja bagaimana lebih banyaknya mural Maradona di penjuru dunia ketimbang Pele.

Prestasi Maradona di Eropa juga dianggap jauh lebih hebat dari Pele yang hanya bermain di Brasil dan Amerika Serikat sepanjang karirnya.

Jadi jangan heran jika lebih banyak pemain di dunia dengan julukan “Maradona Dari (nama tempat)”. Contohnya George Haghi. Pemain asal Rumania ini mendapat julukan “Maradona Dari Carpathians”.

Di Indonesia sendiri mungkin pemain yang lekat dengan nama “Maradona” adalah Tugiyo. Pemain yang memang bertubuh gempal dan punya kelincahan menggiring bola layaknya Maradona ini mendapatkan julukan sebagai “Maradona Dari Purwodadi”.

Striker yang membawa PSIS Semarang juara Liga Indonesia 1999 ini memang berasal dari Purwodadi. Kadang dia juga dipanggil dengan nama “Diego Tugiyo”. Sayangnya, Tugiyo tidak pernah mendapatkan kesempatan membela Timnas.

Tapi sebelum Tugiyo, ada lagi pemain yang juga mendapat julukan sebagai Maradona. Tidak tanggung-tanggung, julukannya adalah “Maradona dari Asia”. Nama pemain itu adalah .

Zulkarnaen Lubis merupakan legenda Timnas era 80-an. Bersama Ponirin Meka, Robby Darwis, Jaya Hartono, Herry Kiswanto, Marzuki Nyak Mad, Rully Nere, Ricky Yacobi, Ribut Waidi, Dede Sulaiman, serta Bambang Nurdiansyah, Zulkarnaen Lubis menjadi bagian dari zaman keemasan Timnas.

Lahir pada 21 Desember 1958, Zulkarnaen Lubis berasal dari daerah yang selalu menghasilkan pemain level nasional hingga saat ini: Sumatera Utara.

Mengawali karirnya bersama klub kota kelahirannya, PSKB Binjai, Zulkarnaen Lubis memilih untuk berkiprah di Galatama bersama klub Mercu Buana pada 1980. Dari sinilah bakatnya kemudian menarik minat klub Yanita Utama yang kemudian bangkrut dan berganti nama menjadi Krama Yudha Tiga Berlian (KTB). KTB lantas berpindah markas dari Bogor ke Palembang.