TIMNAS.CO – Sesuai tradisi, pesta olahraga antar negara dua tahunan Asia Tenggara atau SEA Games kembali digelar setelah terakhir kali berlangsung di Filipina tahun 1981. Dalam SEA Games 1983, kali ini Singapura yang mendapatkan kesempatan sebagai tuan rumah.
Tadinya, Brunei yang ditunjuk sebagai tuan rumah. Namun Brunei memilih untuk fokus mempersiapkan diri menyambut kemerdekaan dari Inggris.
Brunei sendiri baru benar-benar menjadi tuan rumah SEA Games 16 tahun kemudian atau pada 1999.
SEA Games 1983 juga menjadi ajang kembalinya Kamboja setelah delapan tahun absen akibat rezim biadab Khmer Merah yang berkuasa di negara tersebut sejak 1975.
Bagi Indonesia, SEA Games 1983 merupakan keikutsertaan ke-4 sepanjang sejarah. Dan lagi-lagi, Indonesia keluar sebagai juara umum dengan koleksi 64 medali emas. Sebuah capaian yang luar biasa bisa menjadi juara umum selama 4 kali berturut-turut.
Dan Indonesia masih penasaran dengan medali emas cabang olahraga sepak bola. Kali ini Indonesia kembali menargetkan medali emas. Apalagi dalam SEA Games 1981, Indonesia hanya meraih perunggu.
Indonesia menempati Grup B bersama Thailand, Brunei, dan Myanmar. Sementara di Grup A, tuan rumah Singapura mendapatkan keuntungan dengan hanya menghadapi Malaysia dan Filipina.
Dalam SEA Games 1983 ini, meski Kamboja turut berpartisipasi, namun Kamboja tidak mengirimkan kontingen untuk cabang olahraga sepak bola.
Indonesia dijadwalkan bertemu Thailand pada laga pembuka Grup B tanggal 29 Mei 1983. Bertekad membalas kekalahan pada semifinal SEA Games 1981.
Indonesia yang diasuh oleh legenda Timnas Iswadi Idris dan didampingi oleh Bernd Fischer sebagai direktur teknis, Indonesia justru dilumat 0-5 oleh Thailand.
Skor telak 0-5 merupakan kekalahan terbesar pertama sepanjang sejarah keikutsertaan Indonesia di ajang SEA Games dan merupakan kekalahan telak pertama Indonesia atas Thailand.
Indonesia butuh kemenangan demi menjaga asa lolos ke semifinal. Bertemu Myanmar yang saat itu masih bernama Burma, Indonesia berhasil menang 2-1 dalam laga yang digelar di Stadion Nasional Singapura pada tanggal 31 Mei 1983.
