Sepakan

Sekilas Cerita Soal Sponsor di Jersey Klub-klub Indonesia

311
×

Sekilas Cerita Soal Sponsor di Jersey Klub-klub Indonesia

Sebarkan artikel ini
Jersey Klub Bali United
Dok Bali United

Timnas.co – Penggemar Manchester United era 90-an mungkin sudah tak asing dengan sponsor Sharp di kesayangan mereka. Khususnya di Indonesia, malah ada sedikit rasa bangga jika sebagai suporter Setan Merah dan punya salah satu produk dari perusahaan elektronik asal Jepang tersebut.

Perusahaan Jepang sendiri memang sering menjadi sponsor bagi klub-klub di Eropa pada medio 70-an hingga akhir 90-an. Seperti Ajax Amsterdam dengan TDK, Liverpool dengan Hitachi, Arsenal dengan JVC dan kemudian Sega. Lalu ada juga Juventus dengan Sony. 

Selain memang ekonomi Jepang sedang naik-naiknya, menjadi sponsor di jersey klub Eropa tentu juga akan memperkenalkan produknya ke pasar Eropa. Bahkan dunia.

Awalnya yang menjadi sponsor di jersey klub hanyalah produk lokal. Seperti pada tahun 70-an, klub Jerman Eintracht Braunschweig bekerja sama dengan perusahaan minuman beralkohol lokal, Jagermeister. Sejarah pun mencatat Eintracht Braunschweig sebagai klub Eropa pertama yang mencetak sponsor di jersey mereka.

Meskipun ada penolakan, namun lama kelamaan hal ini menjadi lumrah. Karena klub juga butuh pemasukan lewat sponsor. Tapi ada juga klub yang memang dimiliki oleh perusahaan. Seperti PSV Eindhoven milik perusahaan elektronik Philips atau VFB Stuttgart yang dimiliki oleh raksasa otomotif Mercedes-Benz.

Di Indonesia sendiri, pemakaian sponsor di jersey belum menjadi hal yang lazim. Ini dikarenakan status kompetisi yang masih amatir. Perusahaan pun masih enggan melirik klub-klub Indonesia. Bahkan untuk urusan apparel, klub di Indonesia juga membeli langsung dari distributor. 

Barulah pada era Galatama, klub-klub pesertanya memasang sponsor di dada. Ini juga dikarenakan, sebagian klub Galatama dimiliki oleh perusahaan. Yang paling keren sponsornya saat itu adalah Arseto.

Klub yang sahamnya dimiliki oleh Keluarga Cendana itu pernah mendapat sponsor dari perusahaan Amerika Serikat, Kodak, dan juga pernah mendapat sponsor dari perusahaan elektronik asal Jepang, Sony.

Saat Perserikatan dan Galatama dilebur pada musim 1994-1995, semua klub peserta Divisi Utama memasang produk tembakau asal Inggris, Dunhill, di jersey mereka. Liga-nya pun disebut sebagai Liga Dunhill. Saat itu pula klub-klub Indonesia mendapatkan apparel resmi, Adidas.